Beranda » UNFORGIVEN : Horor Klasik nan Simpel a la Sinetron Remaja

UNFORGIVEN : Horor Klasik nan Simpel a la Sinetron Remaja

unforgiven

Judul          :    Unforgiven

Author        :    Eve Shi

Penerbit      :    Gagas Media

Cetakan     :    Pertama, 2014

Ukuran       :    13 x 16 cm

Tebal          :    vi + 262 halaman

Harga         :    Rp 39.000,-

ISBN          :    (10) 979-780-730-4

 

UNFORGIVEN merupakan novel horor buah karya Eve Shi, yang terkenal juga dengan karya-karya horor lainnya semisal ‘Aku Tahu Kau Hantu’ dan ‘Lost’. Unforgiven diterbitkan oleh penerbit Gagas Media pada tahun 2014.

Unforgiven menceritakan mengenai pengalaman Kaylin dan sahabatnya sejak kecil, Rico, ketika menyadari bahwa rumah mereka dihantui oleh sepasang hantu laki-laki dan perempuan. Kejadian itu bermula ketika Kaylin menyatakan bahwa dirinya tidak mempercayai adanya hantu di rumah hijau, sebuah rumah tua angker yang letaknya persis di sebelah rumah Kaylin.

Seolah-olah rumah hijau itu sendiri memiliki kesadaran, sejak Kaylin mengeluarkan pernyataan tersebut persis di depan gerbang rumah angker itu, baik Kaylin dan Rico mendapati bahwa rumah mereka ‘kedatangan’ dua sosok hantu, masing-masing hantu perempuan di rumah Kaylin dan hantu laki-laki di rumah Rico. Keberadaan hantu-hantu tersebut menimbulkan teror psikis bagi kedua anak itu, yang perlahan-lahan meningkat menjadi ancaman kekerasan fisik di pihak Kaylin dan keluarganya.

Kaylin dan Rico memutuskan bahwa teror-teror hantu tersebut harus segera dihentikan, sehingga mereka berusaha dengan segala daya upaya untuk membongkar rahasia di balik keberadaan hantu-hantu itu—dan identitas mereka. Penemuan-penemuan tak terduga membawa kedua anak itu kepada kenyataan mengerikan yang tersembunyi di dalam masa lalu kedua kakek mereka, yang merupakan pendiri rumah-rumah kediaman mereka, dan seorang pria yang merupakan sahabat kakek-kakek mereka dan pendiri rumah hijau tersebut.

Secara struktur, bahasa novel ini sudah cukup bagus, simpel dan runtut; agak formal untuk ukuran novel remaja, dimana bahasa novel remaja biasanya penuh dengan bahasa gaul dan plot yang cenderung melompat-lompat dan membingungkan.

Eve Shi menceritakan bagian awal novel dengan gaya penceritaan yang wajar dan mengalir, tetapi menjelang bagian tengah dan final, konflik yang sudah terbangun wajar dan bagus itu menjadi agak kedodoran dan terkesan terburu-buru untuk diselesaikan. Bagian akhir novel sengaja dibuat menggantung tipikal novel horor, tetapi kesannya agak dipaksakan.

Menurut pendapat saya, akan lebih bagus lagi apabila novel ini diperpanjang konfliknya di bagian tengah dan ketika klimaks dibuat menjadi lebih mencekam. Dengan begitu, penyelesaian konflik menjadi lebih mendalam dan tidak terkesan dipaksakan.

Bagi penggemar cerita horor, novel ini boleh juga untuk koleksi bacaan. Selamat membaca!

Dea.

Tinggalkan komentar